Sabtu, 28 Juli 2012

Opportunity Cost

Berpuasa tentu saja menyakitkan. Apa yang seharusnya bisa kita makan tidak kita makan. Apa yang seharusnya nikmat menjadi penat dan bikin maag kumat. Kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan sesuatu yang SEHARUSNYA hak kita. Orang barat menyebut kehilangan semacam ini sebagai "Opportunity Cost".

Opportunity Cost inilah yang menjadi dasar perilaku ekonomi negara-negara barat. Dan Indonesia juga tentunya. Ambil contoh bunga (interest). Pengenaan bunga adalah karena modal yang seharusnya oleh si pemilik di bikin usaha malah dipinjamkan ke orang lain.Maka si pemilik modal menuntut opportunity cost karena ia tak bisa menggunakan uangnya untuk usaha.

Begitulah hidup. Sekian banyak orang telah menemukan alasan-alasan yang masuk akal dan cerdas untuk mempertahankan hidupnya. Hidupnya SENDIRI. Anda tertarik ?

Namun, konsep opportunity cost sebenarnya tidak kuat-kuat amat. Marilah kita rasakan hidup kita sendiri. Hidup kita selalu penuh pilihan. Para pemuda lajang mempunyai banyak pilihan untuk mengambil seorang gadis (atau janda) sebagai istri. Namun, saya belum menemukan ada yang komplain dan menyesal seumur hidup karena melewatkan kebahagian dengan perempuan lain yang tidak ia pilih. Maka,opportunity cost tidak berlaku pada perkawinan dan pernikahan. Selalu saja ada pilihan dalam hidup. Begitu kita memilih satu hal, maka secara otomatis raiblah pilihan yang lain.Goodbye....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More