Jumat, 06 Januari 2012

Era Awal Amerika dan Masa Kolonial Hingga Tahun 1776


William Bradford (1590 – 1657)
William Bradford adalah orang yang sangat alim dan secara otodidak mempelajari berbagai bahasa asing, termasuk bahasa Yahudi, agar “bisa melihat dengan mata kepala sendiri ramalan kuno tentang Tuhan dalam keindahan bahasa asli mereka” Keikutsertaannya dalam imigrasi dari Belanda dan pelayaran Mayflowerke Plymouth, serta tugasnya sebagai gubernur, membuatnya ideal sebagai sejarawan pertama di koloninya. Bukunya yang berjudul Of Plymouth Plantation (1651), adalah rekaman menakjubkan dan jelas tentang kehidupan awal koloni tersebut.
Salah satu gambarannya tentang kehidupan awal di Amerika :
“setelah melewati samudra dan lautan masalah . . . mereka tak punya teman yang menyambut atau penginapan untuk melepas lelah atau menyegarkan kembali tubuh mereka yang ditempa cuaca; tak ada rumah apalagi kota untuk diperbaiki, untuk mencari bantuan . . . kaum barbar biadab. .. telah siap menyambut dengan anak panah.
Bradford juga membuat dokumen pertama tentang pemerintahan kolonial pertama di Dunia Baru Inggris ini yang disebut “Perjanjian Mayflower”, dibuat saat kaum Pilgrim masih dalam pelayaran. Perjanjian ini adalah cikal bakal lahirnya Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan) satu setengah abad kemudian.
William Byrd (1674 – 1774)
Sastra di daerah selatan Amerika adalah cerminan dominasi sistem sosial ekonomi perkebunan. Para imigran dari Inggris di era awal tertarik ke wilayah selatan karena kesempatan berekonominya, bukan karena kebebasan beragama.
Salah satu tokoh sastra di daerah ini adalah William Byrd. Dalam suratnya yang terkenal ia menceritakan kemakmuran perkebunannya, Westover, pada rekannya Charles Boyle seorang bangsawan Inggris pada tahun 1726 :
“Disamping udaranya yang masih bersih, kami juga bisa menikmati apa saja tanpa harus beli (kami ini maksudnya yan punya perkebunan saja). Saya punya keluarga besar, dan pintu rumahku terbuka bagi siapa saja. Biar begitu, aku tidak dapat tagihan apa-apa dan uangku akan terus berada di dalam kantong tak tersentuh selama berbulan-bulan”
William Byrd dikenal lewat karya cemerlangnya “History of the Dividing Line”, sebuah buku harian tentang perjalanannya sejauh 960 km yang ditempuh selama seminggu di tahun 1729 menuju pedalaman guna meniliti garis yang membatasi koloni Virginia dan North Carolina. Alam ganas, Indian, orang kulit putih setengah liar, binatang buas, dan segala macam kendala lainnya yang dialami Byrd membuat bukunya menjadi sangat Amerika dan sangat selatan.
Tulisan Byrd adalah contoh tepat tentang bagaimana tertariknya orang selatan akan dunia materialistis: tanah, Indian, tanaman, hewan dan kaum penetap.
Robert Beverley (1673 – 1722)
Satu lagi saudagar perkebunan yang menjadi seorang penulis, Robert Beverley, menelurkan karya The History and Present State of Virginia, menggambarkan sejarah koloni Virginia dengan gaya yang ramah dan semangat. Seperti halnya Byrd, ia juga mengagumi bangsa Indian dan menyatakan keheranannya akan takhayul orang Eropa tentang Virginia – contohnya, ada yang percaya bahwa “orang yang masuk ke daerah itu akan berubah menjadi makhluk kulit hitam.” Ia menyebutkan tentang keramahan orang selatan, ciri yang masih bertahan hingga sekarang.
Sajak satir yang kocak “The Sotweed Factor” menyindir koloni Maryland, dimana sang penulis, pria Inggris bernama Ebenezer Cook, gagal menjadi pengusaha tembakau. Cook menyindir gaya hidup keras koloni tersebut dengan sentuhan humor segar sambil menuduh koloni tersebut menipunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More