Rabu, 11 Januari 2012

Sastra Sebagai Pola Berpikir

Membaca karya sastra berbeda dengan membaca karya-karya non-fiksi. Perbedaan terletak pada konsep penulisan dan letak 'inti' tulisan. Dengan memahami perbedaan-perbedaan tersebut setiap pembaca akan dapat memposisikan bacaan mereka pada tempat yang seharusnya. Dengan pemahaman tersebut, karya fiksi (cerpen,novel, puisi, naskah drama dll) ditempatkan sebagai bacaan yang tidak terlalu membutuhkan penilaian dan judgement (pembenaran/penyalahan) secara langsung. Sedangkan, karya-karya non-fiksi dapat dilakukan penilaian dan judgement secara langsung dan menggunakan logika-logika rasional umum.

Karya fiksi menekan pada naik-turunnya emosi dan tensi. Karya fiksi yang memiliki fluktuasi pengisahan yang nai-turun secara konstan memiliki nilai yang semakin baik. Nilai karya sastra juga terletak pada visualisasi emosi, setting atau suasana yang efektif. Efektifitasnya tidak harus rasional dan nyata seperti karya non-fiksi. Untuk memperkaya suasana dan bentuk emosi yang ingin dibangun penulis, kadang kata-kata yang tidak langsung, sarkatis, sinisme, ironi dan sindirian dipakai.

SELAMAT MENIKMATI SASTRA...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More